Biaya Perjalanan Keluarga Presiden Pakai Uang Pribadi Jokowi
Presiden Joko Widodo melakukan sesi pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy Brey disela-sela acara KTT G20 di Hamburg, Jerman. |
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak Istana Kepresidenan menegaskan bahwa biaya perjalanan keluarga Presiden Joko Widodo ke Turki dan Jerman tidak menggunakan anggaran negara. Seluruh biaya ditanggung oleh Jokowi sendiri.
Hal ini disampaikan Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam keterangan tertulisnya, Senin (9/7/2017).
"Sebelum melakukan perjalanan ke Turki dan Jerman, Presiden Joko Widodo telah memberikan arahan kepada Plt Kepala Sekretariat Presiden Winata Supriatna pada Senin, 3 Juli 2017, di Istana Merdeka," kata Bey.
"Dalam arahan tersebut, Presiden menegaskan bahwa seluruh biaya perjalanan dan akomodasi anggota keluarga Presiden yang turut serta dalam perjalanan ke Turki dan Jerman sejak 5 sampai 9 Juli 2017 menjadi tanggungan pribadi Presiden," ujar dia menambahkan.
Jokowi memboyong seluruh keluarga besarnya ikut kunjungan kerja ke Turki dan Jerman.
Tak hanya Ibu Negara Iriana, Jokowi juga membawa ketiga anaknya, yakni Gibran Rakabuming, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangarep.
Istri Gibran, Selvi Ananda, juga ikut dalam rombongan, bersama dengan putra mereka, Jan Ethes, yang baru berusia satu tahun empat bulan.
"Perlu diketahui bahwa anggota keluarga Presiden Jokowi selama penerbangan berada di bagian kompartemen yang selama ini hanya diperuntukkan Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, sehingga keberadaan anggota keluarga Presiden Jokowi tidak mengurangi kapasitas penumpang rombongan resmi Presiden," kata Bey.
Bey tidak menjawab pertanyaan kompas.com terkait dengan kegiatan keluarga Jokowi selama di Turki dan Jerman.
Sebelumnya, keikutsertaan keluarga besar Jokowi selama di Turkimendapat kritikan. Deputi Sekjen Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Apung Widadi menilai, Jokowi tidak memberikan teladan kesederhanaan.
Jokowi dan rombongan keluarga besar berangkat ke Turkidengan pesawat Kepresidenan Indonesia-1 pada Rabu (5/7/2017), pukul 07.20 WIB dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta.
Jokowi ke Turki untuk membalas kunjungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang berkunjung ke Indonesia pada 2015 lalu. Jokowi juga bertemu dengan para pengusaha dan WNI di sana.
Dari Turki, Jokowi dan rombongan langsung terbang ke Jerman dan tiba di Bandar Udara (Bandara) Internasional Helmut-Schmidt Hamburg, Kamis (6/7/2017) malam waktu setempat.
Di Jerman, Jokowi mengikuti pertemuan negara-negara G-20. Selain keluarga, para pejabat terkait juga ikut dalam rombongan. Di antaranya Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala BKPM Thomas Lembong.
Ada pula Plt Kepala Sekretariat Presiden Winata Supriatna, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI Trisno Hendradi, Komandan Paspampres Mayjen TNI (Mar) Suhartono, Dirjen Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri Andri Hadi, Sekretaris Pribadi Presiden Anggit Noegroho, Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana dan Plt Deputi Bidang Protokol, Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden Ari Setiawan.
Fadli Zon:
Pak Soeharto Saja Tidak Begitu
Kunjungan balasan Presiden Joko Widodo ke Turki, Kamis (6/7/2017), telah disepakati sejumlah kerja sama di sektor perdagangan dan investasi /Biro Pers Setpres |
TRIBUNNEWS.COM – Presiden Jokowi mengadakan kunjungan ke Turki pada Rabu (5/7/2016) sebelum menghadiri KTT G20 untuk bertemu Presiden Erdogan dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1.
Diketahui bahwa istri Presiden, Iriana Joko Widodo bersama anak, menantu, hingga cucu ikut serta ke dalam perjalanan tersebut.
Hal ini tentu saja mengundang banyak kritikan, khususnya dari Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon. Ia mengatakan, seharusnya fasilitas yang ditujukan untuk kepentingan kepresiden ini tidak ditumpangi untuk liburan keluarga.
“Meski tidak ada larangan tegas, membawa serta seluruh anggota keluarga dalam kunjungan resmi kenegaraan adalah tindakan yang kurang pantas. Presiden mestinya bisa menjadi teladan mengenai hal ini,” ucap Fadli Zon.
Meskipun aturan yang berlaku menjelaskan anggota keluarga Presiden juga mendapatkan fasilitas protokoler, Fadli Zon menyayangkan soal ini telah menjadi sorotan publik.
“Saya kira ini preseden yang kurang pantas. Seingat saya, Presiden Soeharto yang sangat powerfull saja saat berkuasa dulu tidak pernah membawa cucunya dalam kunjungan resmi kenegaraan, kecuali untuk keperluan yang bersifat pribadi, seperti berobat dan sejenisnya,” lanjutnya.
Ia juga meminta Menteri Sekretaris Negara dan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara/Reformasi Birokrasi untuk memberi penjelasan terbuka atas hal tersebut, terutama terkait tata aturannya.
Teroris.
Langkah di tanah juga. Tidak ada agama mengajar untuk membunuh seorang teman manusia bersama-sama atau mengajarkan untuk membenci agama lain, tidak. Hanya hati orang itu dengan semua benci, kunci, pencarian yang tidak sensitif dan terlihat tidak benar, tidak ada akal sehat daripada untuk menggunakan kata manusia. Di mana untuk mengambil sejak hari belum terjadi lagi atau contemporary perang dunia beri aku bayangkan rage membunuh berhenti erasmus lupa adalah manusia, sama seperti anda, anda tidak memiliki rahmat?
https://www.facebook.com/izhan.bahakhiri/media_set…
Langkah di tanah juga. Tidak ada agama mengajar untuk membunuh seorang teman manusia bersama-sama atau mengajarkan untuk membenci agama lain, tidak. Hanya hati orang itu dengan semua benci, kunci, pencarian yang tidak sensitif dan terlihat tidak benar, tidak ada akal sehat daripada untuk menggunakan kata manusia. Di mana untuk mengambil sejak hari belum terjadi lagi atau contemporary perang dunia beri aku bayangkan rage membunuh berhenti erasmus lupa adalah manusia, sama seperti anda, anda tidak memiliki rahmat?
https://www.facebook.com/izhan.bahakhiri/media_set…
Asww, Semoga sehat lahir dan bathin di pagi ini
Ada PERINGATAN di FB kita ini teman-temanku.
Waspada....waspada ....
Waspadalah atas pembelokan "aqidah" lewat jalur
1. Islamic klassik
2. Islamic Orientalis
3. Islamic Dalam kajian Teology
4. Islamic Super moderen
5. Islamic kiblat Lahore(Pakistan), Sarbone(Paris), Tel Aviv,(Israel)
Ada PERINGATAN di FB kita ini teman-temanku.
Waspada....waspada ....
Waspadalah atas pembelokan "aqidah" lewat jalur
1. Islamic klassik
2. Islamic Orientalis
3. Islamic Dalam kajian Teology
4. Islamic Super moderen
5. Islamic kiblat Lahore(Pakistan), Sarbone(Paris), Tel Aviv,(Israel)
biasanya dijalankan oleh ustazd-ustzd bayaran berpenampilan kostume "arabiyan style".
Makanya Islam yang baik dan benar; adalah yang ada dalam Alquran ( asli,tanpa cacat) dan Sunnah; dan segera musnahkan-habiskan, bukan "abai"-kan hadist-hadist palsu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar